Sabtu, 23 April 2011

hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan

PENGARUH FENOMENA HIDROSFER TERHADAP KEHIDUPAN

Hidrosfer merupakan bagian dari geosfer yang terdiri dari lapisan air yang ada di bumi ini serti air laut, air sungai danau, air tanah yang didalamnya mengalami fenmena-fenomena hirosfer yang berpengaruh bagi kehidupan.

A. Unsur-unsur Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi merupakan perputaran air di permukaan bumi yang diawali dari penguapan air laut, air danau, dan air sungaiakibat pemanasan sinar matahari. Selain penguapan dari badan air, semua benda yang mengandungair juga akan mengalami penguapan, seprti tumbuhan, tubuh hewan, dan benda lainnya. Dalam hidrologi, penguapan dari badan air secara langsung disebut evaporasi, sedangkan penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan disebut transpirasi. Jadi jika evapotranspirasi adalah gabungan hasil penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan dan juga badan air secara tidak lagsung.
Selain itu penguapan air yang membasahi dedaunan disebut intersepsi. Proses intersepsi berlangsung selama berlangsungnya hujan dan setelah hujan berhenti. Air yang diuapkan bukan merupakan air yang ada di dalam tumbuhan tetapi hanya yang menempel di bagian luar ada di dedaunan, batang pohon, kelopak bunga. Uap air hasil evapotranspirasi dan intersepsi mengisi udara dan menjadi awan. Akibat proses angin berhembus, awan akan dibawake puncak-puncak pegunungan. Sebagian ada awan yang sebelum sampai daerah pegunungan sudah diturunkan sebagai hujan. Sebagian lainya diturunkan di pegunungan. Hujan dalam istilah hidrologi disebut presipitasi. Presipitasi nerupakan tetes air yang jatuh ke permukaan tanah. Jika tetes air tidak sampai ke permukaan tanah disebut virga. Gekala ini terjadi akibat tetes air yangjatuh menguap kembali menjadi awan hal ini sering terjadi didaerah panas, seperti gurun pasir.
Hujan yang turun langsung ke permukaan tanah, permukaan air danau, sungai, dan laut, di hutan atau perkebunan. Hujan yang langsung mengenai permukaan bumi disebut intersepsi saluran (channel interception). Hujan di hutan yang mengenai tajuk dan mengalir di pelepahnya, lalu turun melalui batang pohon disebut stemflow. Namun, karena di hutan tidak selamanya rapat oleh pepohonan, air hujan yang jatuh melalui celah-celah antartunbuhan. Air yang mengalir langsung ke permukaan disebut air lolos atau thoughfall. Air yang mengenai permukaan tanah dan meresap disebut infiltrasi. Akan tatapi sebelum masuk ke dalam tanah, air hujan biasanya menggenang sementara dalam cekungan-cekungan kecil, proses penampungan semcam ini disebut surface. Jika genang air telah penuh dan hujan tetap berlangsung. Terjadilah aliran menuju parit-parit dan singai kecil. Air yang mengalir diatas pernukaan tanah menuju sungai ndisebut overlandflow. Sebagian air hujan yang terinfiltrasi, tetapi tidak sampai bergabung dengan air tanah disebut aliran bawah permukaan (subsurface). Overlandflow dan subsurface dinamakan air limpasan atau run-off.
Air yang terus meresap sampai kedalaman tertentu dan mencapai permukaan air tanah (groundwater) disebut perkolasi. Air tanah juga terus bergerak mecari lereng yang lebih rendah. Apabila air tanah keluar atau muncul akan menjadi mata air. Mata air yang memancar disebut spring, sedangkan yang tidak memancar disebut memancar disebut seepage. Aliran sungai yang langsung menuju laut atau samudra, tetapi sebagian dibelokan ke persawahan ( irigasi) dan ada pula yang ditampung di danau-danau buatan. Air yang ada pada aliran sungai, permukaan sawah, dan danau dipanasi kembali oleh matahari sehingga kembali terjadi evaporasi. Air bawah pemukaan dan air tanah diresap akar akar tumbuhan dan menjadi bagian batang, rantin, dan daun pepohonan. Air yang terkandung dalam pepohonan dipanasi lagi oleh matahari lalu terjadi kembali transpirasi. Hasilnya menjadi awa dan kembali menjadi hujan dan begitu seterusnya. Perputaran air di permukaan bumi itulah yang disebut siklus hidrologi.

Hakikat dan Ruang Lingkup Ilmu sejarah

1. Pengertian Sejarah
a. Pengertian secara etimologis (berdasar asal usul katanya)
i) Sejarah  dari bahasa arab ‘syajaratun’ artinya pohon, karena sejarah merupakan suatu silsilah seperti ranting pohon. Sedangkan di Arab, sejarah = ‘tarikh’.
ii) History  dari bahasa Yunani ‘istoria/istor/histor’ artinya ilmu/orang pintar, pengertian umum dari history sendiri adalah masa lampau dari umat manusia (yang pintar).
iii) Geschicht  dari bahasa Jerman, artinya sesuatu yang telah terjadi.

Prinsip-Prinsip Penelitian Sejarah

Metode sejarah lisan
sesungguhnya sudah lama digunakan. Orang
yang pertama kali menggunakan metode ini
adalah Herodotus sejarawan Yunani yang
pertama. Dia mengembara ke tempat-tempat
yang jauh untuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah lisan. Selain Herodotus,
terdapat pula orang Yunani, yaitu Thucydides. Untuk mengetahui sejarah perang
Poloponesa, dia mencari kisah kesaksian langsung para prajurit yang ikut
dalam perang.
Penggunaaan sejarah lisan di Indonesia, sebenarnya juga sudah lama
dilakukan. Hal ini dapat dilihat dalam historiografi tradisional. Ciri adanya
penggunaan sejarah lisan yaitu adanya kalimat seperti “Kata Sahibul Hikayat”,
atau “Menurut yang empunya cerita”, dan sebagainya. Kalimat tersebut
mengandung arti bahwa penulis historiografi tradisional mengumpulkan sumbersumber
melalui sumber lisan.
Sejarah lisan menjadi suatu metode mengalami perkembangan. Metode
ini kembali dilihat oleh para ahli terutama di Amerika Serikat pada abad
ke-20. Penggunaan sejarah lisan mulai diperhatikan kembali oleh para sejarawan
karena adanya kekhawatiran orang-orang yang masih hidup dan menyaksikan
peristiwa akan meninggal, sedangkan mereka sendiri tidak membuat catatancatatan
tertulis. Memori yang dimiliki oleh para saksi peristiwa tersebut merupakan
sumber informasi yang berharga.

Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia

1. PROSES MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA KEHIDUPAN AWAL MANUSIA DAN MASYARAKAT INDONESIA.
Dengan bantuan ilmu geologi (ilmu yang mempelajari kulit bumi ) perkembangan bumi dari awal terbentuknya sampai dengan sekarang , terbagi menjadi beberapa jaman yaitu :
Jaman azoikum (tidak ada kehidupan )
Jaman ini berlangsung sekitar 2500 juta tahun , keadaan bumi masih belum stabil dan masih panas karena sedang dalam proses pembentukan . oleh karena itu pada jaman ini tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Jaman paleozoikum (kehidupan tertua)
Jaman ini berlangsung sekitar 340 juta tahun , keadaan bumi masih belum stabil dan masih terus berubah . akan tetapi menjelang akhir dari jaman ini mulai ada tanda-tanda kehidupan yaitu dari hewan bersel satu , hewan kecil yang tidak bertulang belakang , jenis ikan , amfhibi , reptuil dan beberapa jenis tumbuhan ganggang .karena itulah maka jaman ini dinamakan pula dengan jaman primer (jaman kehidupan pertama ).
Jaman mesozoikum (kehidupan pertengahan )
Jaman ini di perkirakan berlangsung sekitar 140 juta tahun, pada jaman ini kehidupan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat .pohon-pohon besar muncul ,amfhibi mengalami perkembangan , bahkan jenis reftil mencapai bentuk yang sangat besar sekali seperti dinasaurus , tyrannosaurus , brontosaurus , atlantosaurus
Ada pula jenis reftil yang memiliki sayap dan dapat terbang selama berjam-jam , jenis ini dinamakan dengan pteranodon . jaman ini dinamakan jaman sekunder (kehidupan ke-2) , adapula yang menyebut jaman ini dengan istilah jaman reftil , karena jenis hewan di dominasi oleh reftil , karena jenis hewan didominasi oleh reftil dengan bentuk yang sangat besar . pada akhir jaman ini mulai muncul jenis mamalia .
Jaman neozoikum (kehidupan muda)
Jaman ini di perkirakan berlangsung sekitar 60 juta tahun , jaman ini terbagi lagi menjadi jaman tersier (kehidupan ke-3) dan quarter (kehidupan ke-4) . pada jaman ini keadaan bumi telah membaik , perubahan cuaca tidak begitu besar dan kehidupan berkembang dengan pesat .
Jaman tersier
Pada jaman tersier , reftil raksasa mulai lenyap , mamalia berkembang pesat , mahluk primate sejenis kera mulai ada kemudian muncul jenis orang utan sekitar 10 juta tahun yang lalu muncul jenis hewan primate yang lebih besar dari pada golira sehingga disebut giganthropus . hewan ini menyebar dari afrika ke asia selatan , tetapi kemudian punah . pada masa itu pulau Kalimantan masih bersatu dengan benua asia , sebagai buktinya jenis babi purba (choeromous) dari jaman ini ditemukan pula di asia daratan.

Peradaban Awal Masyarakat Dunia

A. PROSES MIGRASI RAS PROTO MELAYU DAN DEUTERO MELAYU DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Menurut Kern dan Von Geldern bahwa asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa Austronesia. Bangsa Austronesia masuk kepulauan Indonesia sekitar abad 2000 SM atau yang sering disebut zaman Neoliticum. Mereka masuk Indonesia melalui dua jalur atau jalan yaitu jalan barat dan jalan timur.

1. Jalan barat menempuh rute daratan Asia lalu Semenanjung Melayu dan Sumatera.
2. Jalan timur menempuh rute daratan Asia lalu Philipina dan Sulawesi.
Zaman Neolithikum hasli budayanya dibedakan menjadi dua yaitu kapak lonjong dan kapak persegi. Persebaran kapak persegi dari daratan Asia melalui jalan barat dan peninggalannya terutama di Indonesia bagian barat. Sementara kapak lonjong perseberannnya melalui jalan timur dan peninggalannya banyak tersebar di Indonesia bagian timur. Pendukung budaya kapak persegi adalah bangsa Austronesia dan pendukung kapak lonjong adalah bangsa Papua-Melanesoide (sama-sama disebut bangsa Austronesia).

Peradaban Awal Masyarakat Dunia

A. PROSES MIGRASI RAS PROTO MELAYU DAN DEUTERO MELAYU DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Menurut Kern dan Von Geldern bahwa asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa Austronesia. Bangsa Austronesia masuk kepulauan Indonesia sekitar abad 2000 SM atau yang sering disebut zaman Neoliticum. Mereka masuk Indonesia melalui dua jalur atau jalan yaitu jalan barat dan jalan timur.

1. Jalan barat menempuh rute daratan Asia lalu Semenanjung Melayu dan Sumatera.
2. Jalan timur menempuh rute daratan Asia lalu Philipina dan Sulawesi.
Zaman Neolithikum hasli budayanya dibedakan menjadi dua yaitu kapak lonjong dan kapak persegi. Persebaran kapak persegi dari daratan Asia melalui jalan barat dan peninggalannya terutama di Indonesia bagian barat. Sementara kapak lonjong perseberannnya melalui jalan timur dan peninggalannya banyak

Sosiologi Sebagai Ilmu Tentang Masyarakat

Definisi Sosiologi
a. Berdasarkan etimologi (kebahasaan/asal kata)
Secara kebahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya ”kawan” atau
”teman” dan logos, yang artinya ”kata”, ”berbicara”, atau ”ilmu”. Sosiologi berarti berbicara
atau ilmu tentang kawan. Dalam hal ini, kawan memiliki arti yang luas, tidak seperti dalam
pengertian sehari-hari, yang mana kawan hanya digunakan untuk menunjuk hubungan di
anatra dua orang atau lebih yang berusaha atau bekerja bersama. Kawan dalam pengertian ini
merupakan hubungan antar-manusia, baik secara individu maupun kelompok, yang meliputi
seluruh macam hubungan, baik yang mendekatkan maupun yang menjauhkan, baik yang
menuju kerpada bentuk kerjasama maupun yang menuju kepada permusuhan.
Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang berbagai hubungan antar-manusia yang terjadi di dalam
masyarakat. Hubungan antar-manusia dalam masyarakat disebut hubungan sosial.
b. Definisi menurut para ahli sosiologi
Secara umum sosiologi dapat diberi batasan sebagai studi tentang kehidupan sosial manusia,
kelompok dan masyarakat.
Berikut dikemukakan definisi sosiologi dari beberapa ahli sosiologi.
 Van der Zanden memberikan batasan bahwa sosiologi merupakan studi ilmiah tentang
interaksi antar-manusia.
 Roucek dan Warren mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan
antar-manusia dalam kelompok.
 Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari: (1)
hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala
ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak
masyarakat dengan politik, dan sebagainya, (2) hubungan dan pengaruh timbal-balik
antara gejala sosial dengan gejala nonsosial, misalnya pengaruh iklim terhadap watak
manusia, pengaruh kesuburan tanah terhadap pola migrasi, dan sebagainya, dan (3) ciriciri
umum dari semua jenis gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat
 Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dalam bukunya yang berjudul Setangkai
Bunga Sosiologi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Struktur sosial merupakan jalinan atau konfigurasi unsur-unsur sosial yang pokok dalam
masyarakat, seperti: kelompok-kelompok sosial, kelas-kelas sosial, kekuasaan dan
wewenang, lembaga-lembaga sosial maupun nilai dan norma sosial. Proses sosial
merupakan hubungan timbal-balik di antara unsur-unsur atau bidang-bidang kehidupan
dalam masyarakat melalui interaksi antar-warga masyarakat dan kelompok-kelompok.
B a h a n A j a r S O S I O L O G I K e l a s X S M 1 o l e h A g u s S a n t o s a
Halaman 2
Sedangkan perubahan sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur
sosial dan proses-proses sosial.
1.2 Sejarah dan Perkembangan Sosiologi
a. Sejarah kelahiran sosiologi
Sebagai ilmu, sosiologi masih cukup muda, bahkan paling muda di antara ilmu-ilmu sosial yang lain.
Tokoh yang oleh banyak pihak dianggap sebagai Bapak Sosiologi adalah Auguste Comte, seorang
ahli filsafat dari Perancis yang lahir pada tahun 1798 dan meninggal pada tahun 1853. Walaupun
sebenarnya pada akhir abad pertengahan adalah Ibnu Khaldun (1332-1406), yang mengemukakan
tentang beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian sosial dan peristiwa-peristiwa
sejarah. Menurut beberapa sosiolog, Ibnu Khaldun lah yang lebih tepat sebagai Bapak Sosiologi,
karena jauh sebelum Comte ia telah mengemukakan tentang prinsip-prinsip sosiologi dalam bukunya
yang berjudul Muqodimah.
Auguste Comte mencetuskan pertama kali nama sociology dalam bukunya yang berjudul
Positive Philoshopy yang terbit pada tahun 1838. Pada waktu itu Comte menganggap bahwa
semua penelitian tentang masyarakat telah mencapai tahap terakhir, yakni tahap ilmiah, oleh
karenanya ia menyarankan semua penelitian tentang masyarakat ditingkatkan menjadi ilmu
yang berdiri sendiri, lepas dari filsafat yang merupakan induknya. Pandangan Comte yang
dianggap baru pada waktu itu adalah bahwa sosiologi harus didasarkan pada observasi dan
klasifikasi yang sistematis, dan bukan pada kekuasaan serta spekulasi.
Di samping mengemukakan istilah sosiologi untuk ilmu baru yang berasal dari filsafat
masyarakat ini, Comte juga merupakan orang pertama yang membedakan antara ruang
lingkup dan isi sosiologi dari ilmu-ilmu lainnya.
Menurut Comte ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan
perkembangan dari tahap sebelumnya. Tahap pertama dinamakan tahap theologis, kedua
adalah tahap metafisik, dan ketiga adalah tahap positif. Pada tahap pertama manusia
menafsirkan gejala-gelajala di sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan
adikodrati yang dikendalikan oleh roh, dewa, atau Tuhan yang Maha Kuasa. Pada tahap
kedua manusia mengacu pada hal-hal metafisik atau abstrak, pada tahap ketiga manusia
menjelaskan fenomena-fenomena ataupun gejala-gejala dengan menggunakan metode
ilmiah, atau didasarkan pada hukum-hukum ilmiah. Di sinilah sosiologi sebagai penjelasan
ilmiah mengenai masyarakat.
Dalam sistematika Comte, sosiologi terdiri atas dua bagian besar, yaitu: (1) sosiologi statik,
dan (2) sosiologi dinamik. Sosiologi statik diibaratkan dengan anatomi sosial/masyarakat,
sedangkan sosiologi dinamik berbicara tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat.
B a h a n A j a r S O S I O L O G I K e l a s X S M 1 o l e h A g u s S a n t o s a
Halaman 3
b. Perkembangan Sosiologi setelah Comte
Istilah sosiologi menjadi lebih populer setelah setengah abad kemudian berkat jasa dari
Herbert Spencer, ilmuwan Inggris, yang menulis buku berjudul Principles of Sociology
(1876), yang mengulas tentang sistematika penelitian masyarakat.
Perkembangan sosiologi semakin mantap, setelah pada tahun 1895 seorang ilmuwan Perancis
bernama Emmile Durkheim menerbitkan bukunya yang berjudul Rules of Sociological
Method. Dalam buku yang melambungkan namanya itu, Durkheim menguraikan tentang
pentingnya metodologi ilmiah dan teknik pengukuran kuantitatif di dalam sosiologi untuk
meneliti fakta sosial. Misalnya dalam kasus bunuh diri (suicide). Angka bunuh diri dalam
masyarakat yang cenderung konstan dari tahun ke tahun, dipengaruhi oleh faktor yang
berasal dari luar individu. Dalam suatu jenis bunuh diri yang dinamakan altruistic suicide
disebabkan oleh derajat integrasi sosial yang sangat kuat. Misalnya dalam satuan militer,
dapat saja seorang anggota mengorbankan dirinya sendiri demi keselematan satuannya.
Sebaliknya, dalam masyarakat yang derajat integrasi sosialnya rendah, akan mengakibatkan
terjadinya bunuh diri egoistik (egoistic suicide). Derajat integrasi sosial yang rendah dapat
disebabkan oleh lemahnya ikatan agama ataupun keluarga. Seseorang dapat saja melakukan
bunuh diri karena tidak tahan menderita penyakit yang tidak kunjung sembuh, di lain sisi ia
merasa tidak mempunyai ikatan apapun dengan anggota keluarga atau masyarakat yang lain.
Pada masyarakat yang dilanda kekacauan, anggota-anggota masyarakat yang merasa bingung
karena tidak adanya norma-norma yang dapat dijadikan pedoman untuk mencapai
kebutuhan-kebutuhan hidupnya, dapat saja melakukan bunuh diri jenis anomie (anomic
suicide). Berbagai macam jenis bunuh diri ini, oleh Durkheim dinyatakan sebagai peristiwa
yang terjadi bukan karena faktor-faktor internal individu, melainkan dari pengaruh faktorfaktor
eksternal individu, yang disebut fakta sosial..
Banyak pihak kemudian mengakui bahwa Durkheim sebagai ”Bapak Metodologi
Sosiologi”. Durkheim bukan saja mampu melambungkan perkembangan sosiologi di
Perancis, tetapi bahkan berhasil mempertegas eksistensi sosiologi sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan ilimiah (sains) yang terukur, dapat diuji, dan objektif.
Menurut Durkheim, tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang disebut fakta sosial. Fakta
sosial adalah cara-cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang berasal dari luar individu,
tetapi memiliki kekuatan memaksa dan mengendalikan individu. Fakta sosial dapat berupa
kultur, agama, atau isntitusi sosial.
Perintis sosiologi yang lain adalah Max Weber. Pendekatan yang digunakan Weber berbeda
dari Durkheim yang lebih menekankan pada penggunaan metodologi dan teknik-teknik
pengukuran kuantitatif dari pengaruh faktor-faktor eksternal individu. Wever lebih
menekankan pada pemahaman di tingkat makna dan mencoba mencari penjelasan pada
faktor-faktor internal individu. Misalnya tentang tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan
perilaku individu yang diorientasikan kepada pihak lain, tetapi bermakna subjektif bagi aktor
atau pelakunya. Makna sebenarnya dari suatu tindakan hanya dimengerti oleh pelakukunya.
Tugas sosiologi adalah mencari penjelasan tentang makna subjektif dari tindakan-tindakan
sosial yang dilakukan oleh individu.
B a h a n A j a r S O S I O L O G I K e l a s X S M 1 o l e h A g u s S a n t o s a
Halaman 4
1.3 Karakteristik Sosiologi
Sebagai ilmu, sosiologi memiliki sifat hakikat atau karakteristik sosiologi:
a. Merupakan ilmu sosial, bukan ilmu kealaman ataupun humaniora
b. Bersifat empirik-kategorik, bukan normatif atau etik; artinya sosiologi berbicara apa adanya
tentang fakta sosial secara analitis, bukan mempersoalkan baik-buruknya fakta sosial
tersebut. Bandingkan dengan pendidikan agama atau pendidikan moral.
c. Merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, artinya bertujuan untuk menghasilkan
pengertian dan pola-pola umum dari interaksi antar-manusia dalam masyarakat, dan juga
tentang sifat hakikat, bentuk, isi dan struktur masyarakat.
d. Merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science), bukan ilmu pengetahuan terapan
(applied science)
e. Merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak atau bersifat teoritis. Dalam hal ini sosiologi
selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut
merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk
menjelaskan hubungan sebab-akibat sehingga menjadi teori.
1.4 Kegunaan Sosiologi dan Peran Sosiolog
Sosiologi dipelajari untuk apa? Dengan pertanyaan lain mengapa kita belajar sosiologi?
Sebenarnya di mana dan sebagai apa seorang sosiolog dapat berkiprah, tidak mungkin dapat
dibatasi oleh sebutan-sebutan dalam administrasi okupasi (pekerjaan/mata pencaharian) resmi
yang dileluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Di beberapa negara telah muncul pengakuan
terhadap sumbangan dan peran sosiolog di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.
Horton dan Hunt (1987) menyebutkan beberapa profesi yang pada umumnya diisi oleh para
sosiolog: (1) ahli riset, baik itu riset ilmiah (dasar) untuk perkembangan ilmu pengetahuan
ataupun riset yang diperlukan untuk kepentingan industri (praktis), (2) konsultan kebijakan,
khususnya untuk membantu untuk memprediksi pengaruh sosial dari suatu kebijakan dan/atau
pembangunan, (3) sebagai teknisi atau sosiologi klinis, yakni ikut terlibat di dalam kegiatan
perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan dalam masyarakat, (4) sebagai
pengajar/pendidik, dan (5) Sebagai pekerja sosial (social worker).
Di luar profesi yang disebutkan oleh Horton dan Hunt tersebut, tentu masih banyak profesi yang
dapat digeluti oleh seorang sosiolog. Banyak bukti menunjukkan, bahwa dengan kepekaan dan
semangat keilmuannya yang selalu berusaha membangkitkan sikap kritis, para sosiologi banyak
yang berkarier cemerlang di berbagai bidang yang menuntut kreativitas, misalnya dunia
jurnalistik. Di jajaran birokrasi, para sosiolog sering berpeluang menonjol dalam karier karena
kelebihannya dalam dalam visinya atas nasib rakyat.
Seiring dengan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat, keterlibatan para sosiolog di
berbagai bidang kehidupan akan semakin penting dan sangat diperlukan. Perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat akan menuntut penyesuaian dari segenap komponen masyarakat yang
menuntut kemampuan mengantisipasi keadaan baru. Para sosiolog pada umumnya unggul dalam
hal penelitian sosial, sehingga perannya sangat diperlukan.

Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial

A. Pengertian dan beberapa contoh perilaku menyimpang
Pada umumnya orang-orang dalam masyarakat cenderung konformis (menyesuaikan cara
hidupnya: cara berfikir, berperasaan dan bertindak) dengan yang berlaku di lingkungan
kelompoknya. Misalnya: anak laki-laki bermain dengan “mainan laki-laki”, anak perempuan
bermain dengan “mainan perempuan”, apabila diberi kesempatan saling berinteraksi maka
cenderung memiliki opini atau pendapat yang sama, dan seterusnya.
Mengapa orang-orang cenderung konformis terhadap norma-norma sosial?
1. Orang yang bersangkutan telah berhasil disosialisasikan sehingga menginternalisasikan
nilai dan norma yang berlaku di masyarakatnya
2. Orang yang bersangkutan tidak dapat menemukan alternatif lain kecuali mengikuti pola
yang sudah ada
3. Apabila tidak konformis dengan norma sosial akan direaksi dengan pemberian sanksi
oleh masyarakat, dan apabila konformis akan mendapatkan positive-incentive (ganjaran)
dari masyarakat
Meskipun demikian di masyarakat ada sedikit orang yang perilakunya “melanggar” norma
atau “menyimpang”.
Secara sosiologis istilah “menyimpang” atau “deviance” lebih tepat dari pada “melanggar”
atau “violate”. Sebabnya ialah, perilaku yang dikatakan menyimpang di samping meliputi
perilaku yang melanggar norma dan merusak atau mengacaukan kaidah yang ada, acapkali
terdapat pula perilaku yang tidak terbukti nyata kalau merusak atau mengacau tatanan yang
P E N Y I M P A N G A N D A N P E N G E N D A L I A N S O S I A L A G U S S A N T O S A
Halaman 2
ada, melainkan hanya terasa lucu, aneh, nyentrik, dan malah dapat memperkaya alternatif
perilaku.
Invensi-invensi kreatif dalam berperilaku yang masih dalam taraf individual peculiarities
(keanehan pribadi), belum memasyarakat, belum terbakukan dan karenanya masih
dinyatakan “melawan arus” pun dapat masuk sebagai perilaku menyimpang.
Banyak perilaku-perilaku kreatif seperti bersifat sangat rasional akan dipandang menyimpang
hanya karena belum lazim dan berbeda dengan kaidah sosial yang berlaku yang
sesungguhnya tidak rasional.
Beberapa batasan tentang perilaku menyimpang:
1. Perilaku menyimpang adalah perilaku yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai hal
yang tercela dan diluar batas toleransi (van der Zanden, 1979)
2. Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dinyatakan sebagai suatu pelanggaran
terhadap norma kelompok/masyarakat (Horton dan Hunt, 1993)
3. Perbuatan disebut menyimpang apabila perbuatan itu dinyatakan menyimpang, sehingga
penyimpangan bukanlah kualitas dari suatu tindakan melainkan konsekuensi atau akibat
dari adanya peraturan dan diterapkannya sanksi-sanksi oleh masyarakat (Becker, dalam
Horton dan Hunt, 1993)
Dari tiga batasan di atas tampak bahwa penyimpangan bukanlah sesuatu yang melekat pada
suatu tindakan, tetapi diberi ciri menyimpang melalui definisi sosial. Definisi sosial dapat
diberikan oleh golongan/kelas berkuasa atau oleh masyarakat pada umumnya. Maka, “wanita
berambut pendek” atau “laki-laki berambut panjang” apakah merupakan suatu
penyimpangan?
Bentuk-bentuk perilaku menyimpang:
Secara umum, macam-macam penyimpangan adalah sebagai berikut.
1. Tindakan nonconform (tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada), misalnya:
mengenakan sandal ke sekolah, membolos, dst. Termasuk dalam kategori ini adalah
perilaku-perilaku yang terlalu maju, terlalu rasional, terlalu baik, dan sebagainya yang
P E N Y I M P A N G A N D A N P E N G E N D A L I A N S O S I A L A G U S S A N T O S A
Halaman 3
dalam tahap tertentu masih dalam taraf individual peculiarities sebagaimana disebutkan
di atas.
2. Tindakan antisosial (melawan kebiasaan masyarakat/kepentingan umum), misalnya:
menarik dari dari pergaulan, keinginan bunuh diri, ngebutisme, alkoholisme, dan
seterusnya.
3. Tindakan kriminal, misalnya pencurian, perampokan, pembunuhan, korupsi, dan
seterusnya
Secara khusus, macam-macam penyimpangan dapat dirinci sebagai berikut.
1. Penyimpangan diterima dan penyimpangan ditolak
Penjahat ataupun orang-orang yang sangat baik adalah penyimpang. Maka Jack The
Ripper dan Florence Ningtingale adalah penyimpang. Perbedaannya adalah ditolak dan
diterima.
2. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
Dalam kehidupan sosial yang sebenarnya sukar dijumpai orang yang sepenuhnya
menyimpang atau sepenuhnya konformis. Yang mudah dijumpai adalah menyimpang
dalam batas-batas tertentu dan konformis dalam batas-batas tertentu. Sehingga sukar
dijumpai orang yang secara mutlak menyimpang.
3. Penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder
Penyimpangan primer terjadi pada kasus seseorang yang menyimpang dalam hal-hal
tertentu, temporer dan tidak berulang sehingga pelakunya tidak mendapatkan cap atau
label sebagai penyimpang.
Penyimpangan sekunder terjadi pada kasus orang yang memperlihat perilaku khas
menyimpang, misalnya karena perilaku menyimpang itu dilakukan berulang, sehingga
memang orang tersebut kemudian dikenal sebagai penyimpang.
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal
Bahwa perilaku korupsi itu jahat, bahwa merokok itu merusak kesehatan, bahwa NAPZA
itu merusak jiwa dan raga, sebagian besar orang tentu setuju dengan pernyataan ini. Tapi,
apakah kemudaian tidak melakukannya? Demikianlah, tidak selamanya budaya nyata
P E N Y I M P A N G A N D A N P E N G E N D A L I A N S O S I A L A G U S S A N T O S A
Halaman 4
sejalan dengan budaya ideal. Penyimpangan atau konformis terhadap salah satunya
berarti konformis atau menyimpang terhadap yang lain.
5. Penyimpangan individual, kelompok dan campuran
Penyimpangan individual dilakukan oleh seorang individu tanpa melibatkan
kelompoknya (individual deviation). Penyimpangan kelompok dilakukan oleh orangorang
dalam kelompok (group deviation), yang mungkin saja individu-individu di
dalamnya bukanlah penyimpang individual. Contohnya: pelanggaran lampu lalu lintas
yang dilakukan oleh sekelompok pengendera kendaraan bermotor. Pelanggaran tersebut
dapat jadi bukan kehendak pribadi-pribadi. Pernahkah Anda merasa “dipaksa”
menyimpang oleh kelompok Anda?
Penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang baik sendirian maupun bersama dengan
kelompoknya disebut sebagai penyimpangan campuran (mixture both deviation).
6. Penyimpangan adaptif
Yang dimaksud penyimpangan adaptif adalah penyimpangan yang berfungsi sebagai cara
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan dalam
masyarakat.
B. Pembentukan perilaku menyimpang
1. Teori biologi
Teori ini menjelaskan tentang bagaimana perilaku menyimpang tersebut hubungannya
dengan keadaan biologis, misalnya cacat tubuh bawaan lahir, tipe tubuh tertentu,
misalnya endomorph (gemuk-halus), mesomorph (sedang-atletis) atau ectomorph (kurus),
dengan perilaku jahat.
2. Teori psikologi
Perilaku menyimpang sering dianggap sebagai penyakit mental, jadi orang yang
menyimpang itu karena mengalami penyakit mental atau gangguan kejiwaan.
P E N Y I M P A N G A N D A N P E N G E N D A L I A N S O S I A L A G U S S A N T O S A
Halaman 5
3. Teori sosialisasi
Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi:
a. proses sosialisasi tidak sempurna, dapat terjadi karena mengalami inferioritas
(minder) akibat cacat fisik bawaan lahir, atau memperoleh informasi yang tidak
lengkap, misalnya tentang kehidupan seksual.
b. Seseorang menghayati kehidupannya dalam kelompok menyimpang (kebudayaan
khusus menyimpang) di delinquen area (dalam sosiologi dikenal adanya black area ,
atau kawasan permukiman kumuh (slums) yang serinag berasosiasi dengan crime
areas, yang dijumpai hampir di setiap kota).
c. Karena pergaulannya dengan para penyimpang (asosiasi diferensial)
4. Teori anomie
Perilaku menyimpang muncul dalam masyarakat karena adanya anomie
(kesimpangsiuran norma atau keadaan tanpa norma yang pasti sebagai patokan
berperilaku). Anomie menimbulkan perilaku menyimpang karena mengakibatkan
keterpisahan emosional (ketidakberdayaan, ketidakberartian, keterpencilan) antara
seseorang dengan masyarakatnya.
Emille Durkheim dan Robert K. Merton menguraikan bahwa anomie terjadi karena
ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara formal untuk mencapai tujuan.
Dalam kaitan ini Merton mengemukakan adanya lima macam cara adaptasi oleh orang
atau sekelompok orang terhadap tujuan-tujuan masyarakat, yaitu:
Cara adaptasi Tujuan budaya Cara formal
Konformitas (penyesuaian) Diterima Diterima
Inovasi (pembaruan) Diterima Ditolak
Ritualisme Diabaikan/ditolak Diterima
Retreatisme
(pengunduran/menarik diri)
Ditolak Ditolak
Rebellion (pemberontakan) Ditolak dan berupaya Ditolak dan berupaya
P E N Y I M P A N G A N D A N P E N G E N D A L I A N S O S I A L A G U S S A N T O S A
Halaman 6
menggantinya dengan
yang baru
menggantinya dengan
yang baru
Di antar lima cara adaptasi di atas hanya satu yang bukan penyimpangan, yakni
konformitas.
5. Teori reaksi masyarakat: teori labelling (pemberian cap)
Seseorang berperilaku menyimpang karena oleh masyarakat diberi cap menyimpang.
Pemberian cap ini mendorong individu melakukan serangkaian perbuatan yang
merupakan self-fulfilling prophecy (pembenaran peramalan diri) bahwa ia adalah
penyimpang.

Penerapan Pengetahuan Sosiologi

Peranan Sosiologi
Sosiologi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas dan mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat.
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia tersebut didalam masyarakat.
Jadi pada dasarnya sosiologi mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya.
Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-usul pertumbuhannya serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotannya.

Hakikat Sosiologi
-Sosiologi adalah suatu ilmu sosial.
-Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu yanh normatif, melainkan kategoris.
-Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni bukan terapan
-Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan konkret
-Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
Sosiologi sebagai Ilmu
1. Pengetahuan
Kesan yang timbul dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya.
2. Tersusun Secara Sistematis
Tidak semua pengetahuan merupakan suaru ilmu. Hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan. Sistematika berarti urut-urutan tertentu dari unsur-unsur yang merupakan suatu kebulatan.
3. Menggunakan pemikiran
Proses cara berfifikr dengan menggunakan otak. Pengetahuan yang dipikirkan tersebut diperoleh melalui kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat komunikasi lainnya. Pengetahuan tersebut diterima dengan panca indera untuk kemudian diterima dan diolah oleh otak.
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum (objektif)
Pada tahap ini ilmu pengetahuan harus dapat dikemukakan dan diketahui umum sehingga dapat diperiksa serta ditelaah oleh umum yang mungkin berbeda paham dengan ilmu pengetahuan yang dikemukakan.
5. Sosiologi Hukum
Mempelajari kaitan antara gejala kemasyarakatan dan hukum. Materi yang dipelajari :
Lembaga-lembaga hukum dalam masyarakat
Peran hukum dalam masyarakat
Perilaku masyarakat dalam hubungannya dengan hukum yang berlaku.
6. Sosiologi Keluargaan
Membahas kegiatan atau interaksi gejala kemasyarakatan dengan keluarga. Materi yang dibahas :
Bentuk-bentuk keluarga dalam masyarakat
Peran keluarga dalam masyarakat
Keluarga dalam perubahan social
7. Sosiologi Ekonomis
Mempelajari hubungan gejala kemasyarakatan dengan tata cara kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
8. Sosiologi Industri
Mempelajari kaitan gejala kemasyarakatan dengan industri.materi yang dikaji :
Hubungan industri dengan berbagai subsistem yang ada dalam masyarakat
Aktivitas yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi
Peranan industri dalam perubahan masyarakat.
Dimana adapun peranan sosiologi yang umum diisi oleh para sosoilog dalam masyarakat, yakni :
1. Periset
Sama halnya dengan ilmuwan, sosiolog juga menaruh perhatian pada pengumpulan dan penggunaan pengetahuan.
2. Konsultan Kebijakan
Prediksi sosiolog dapat digunakan untuk membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi
3. Sosiolog Klinis
Sebagai sosiolog klinis, mereka ikut terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat, seperti memberi masyarakat saran-saran dalam hubungan masyarakat, hubungan antarkaryawan, penyelesaian berbagai masalah tentang hubungan antarmanusia dan masalah moral.

Trigonometri

in(a + b)  = sin a cos b + cos a sin b
cos(a + b) = cos a cos b - sin a sin b
tg(a + b )   = tg a + tg b
                 1 - tg2a


SELISIH DUA SUDUT
(a - b)

sin(a - b)  = sin a cos b - cos a sin b
cos(a - b) = cos a cos b + sin a sin b
tg(a - b )   = tg a - tg b
                 1 + tg2a

Logaritma

Sebelum saya jelaskan sifat-sifat dari logaritma, alangkah baik bila kita memahami dulu apa itu logaritma. Silahkan perhatikan sifat di bawah ini !


Jika n adalah logaritma dari a dengan bilangan pokok p, maka berlaku :
plog a = n <---> pn = a
Dengan catatan : a>0, p>0, dan p≠1

Setelah itu, barulah kita mempelajari sifat-sifat logaritma yang bisa kita terapkan di berbagai persoalan.

Sifat-sifat logaritma :
1. plog ( ab ) = plog a + plog b
2. alog an = n
3. plog (a/b) = plog a - plog b
4. plog 1 = 0
5. plog an = n . alog a
6. plog a . alog q = plog q
7. pnlog am = m/n plog a
8. plog p = 1
9. Pplog a = a

Contoh soal :
Jika 3log 4 = p dan 2log 5 = q maka nilai untuk 3log 5 ?
2log 5 =
22log 52 =
2 . 4log 5 =
4log 5 =

q
q
q
1/2 q


3log 4 . 4log 5 = 3log 5
maka 3log 5 = 1/2 (pq)

Sabtu, 16 April 2011

Dimensi Tiga

Rumus Kubus
- Volume : Sisi pertama dikali sisi kedua dikali sisi ketiga (S pangkat 3)
Rumus Balok
- Volume : Panjang dikali lebar dikali tinggi (p x l x t)
Rumus Bola
- Volume : phi dikali jari-jari dikali tinggi pangkat tiga kali 4/3 (4/3 x phi x r x t x t x t)
- Luas : phi dikali jari-jari kuadrat dikali empat (4 x phi x r x r)
Rumus Limas Segi Empat
- Volume : Panjang dikali lebar dikali tinggi dibagi tiga (p x l x t x 1/3)
- Luas : ((p + l) t) + (p x l)
Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-widget-artikel-yang.html#ixzz1GwsyyEYg

PKN

MATEMATIKA

BIOLOGI

BiOLOGI

biologi